Jack The Giant Killer

Jack The Giant Killer

Selasa, 25 Januari 2011

Review Film: '127 HOURS'


Hanya kemauan untuk hidup yang sangat tinggi yang membuat Aron Ralston (James Franco) berhasil menyelamatkan dirinya dari ganasnya alam. Meski terpaksa harus kehilangan satu tangannya, Aron tak pernah menyerah. Meski ia harus mendaki tebing tinggi dan berjalan bermil-mil, itu tak membuat Aron mundur. Di saat-saat tanpa kepastian ini, hanya refleksi masa lalu yang membayang di mata Aron.
Karena sebuah kecelakaan, Aron terjebak di sebuah ngarai di Utah. Dalam keadaan terluka, Aron hampir menyerah. Tak ada harapan untuk selamat. Pada saat orang-orang sadar kalau Aron hilang, semuanya bakal terlambat. Kalau Aron ingin hidup, satu-satunya cara adalah dengan menyelamatkan dirinya sendiri.
Dengan tangan yang terluka dan hampir membusuk, Aron tak punya pilihan selain mengamputasi tangannya sendiri. Dengan segala keberanian, Aron lantas mendaki tebing setinggi 65 kaki dan berjalan sejauh delapan mil sebelum ia akhirnya terselamatkan. Selama perjalanan, yang ada di benak Aron adalah teman-teman, kekasih, keluarga, dan dua orang pendaki yang sempat ia jumpai sebelum kecelakaan. Akankan mereka jadi orang terakhir yang bertemu Aron?

Fakta


Dari sekian banyak karakter yang pernah diperankan James Franco, hanya satu yang benar-benar jadi tantangan berat buat aktor kelahiran Palo Alto, California ini. Perannya sebagai Aron Ralston dalam film 127 HOURS adalah peran yang ia maksudkan. Kenapa? Karena ada adegan berdarah-darah dalam film ini sementara James ternyata takut darah.
"Peran itu benar-benar berat secara emosional maupun fisik. Saya sempat dapat peran yang sangat berat sebelumnya dan saya kira ini tak akan berbeda jauh. Tapi saat saya sudah tiba pada adegan itu, saya kehilangan kontrol," ujar James Franco seperti dikutip dari Splash News. Yang dimaksud James Franco ini adalah adegan saat Aron harus memotong tangannya sendiri yang telah membusuk akibat luka yang mengalami infeksi.
"Sebenarnya saya punya masalah dengan darah, hanya di tangan saya, saya takut melihat darah di tangan saya," jelas James Franco malu-malu. Jadi kalau penonton melihat ekspresi wajah James Franco yang penuh penghayatan saat adegan ini, itu bukan karena akting. James benar-benar ketakutan.
James Franco juga menyarankan penonton yang tak sanggup melihat adegan itu untuk menutup mata saja saat adegan itu tiba. "Jangan malu-malu, tidak ada salahnya menutup mata. Aron perlu waktu 40 menit untuk memotong tangannya, jadi apa yang diperlihatkan Danny [Boyle] dalam film ini sudah termasuk sangat singkat," jelasnya lagi. 

Review


Tidak biasanya seorang Danny Boyle menggarap film seperti ini. Lihat saja film-film yang pernah dibesutnya seperti Slumdog Millionaire, Sunshine dan 28 Days Later. 127 Hours adalah film yang akan membuka pikiran kita akan segala hal yang berharga di dunia ini agar tetao kita pertahankan meski itu akan menghalangi kita. Film ini juga penuh inspirasi dan kemauan untuk tetap hidup walau kita berada dalam posisi yang memungkinkan kita untuk menyerah. James Franco berhasil meyakinkan kita lewat aktingnya yang sangat memukau dan benar-benar menghayati perannya. Hal ini benar-benar dapat terlihat ketika Aron (James Franco) memotong tangannya sendiri.
Jika Anda membayangkan film ini, mungkin Anda akan teringat dengan film seperti Phone Booth, Buried dan Devil. Kesamaan dari ketiga film ini adalah pengambilan lokasi shooting yang hanya terdapat di satu tempat. Phone Booth terlihat sedikit membosankan walau mungkin membuat kita penasaran apakah yang sebenarnya dan akan terjadi pada Colin Farrell. Devil cukup menarik walau ceritanya masih terkesan monoton. Buried terlihat sedikit mengecewakan sekaligus membosankan. Tapi untungnya Ryan Reynolds berhasil membangun cerita dengan baik. Tapi tidak dengan 127 Hours. Ya, mungkin Anda hanya akan melihat lokasi syuting di Canyon tempat di mana Aron terjebak. Tapi Anda akan diajak melihat masa lalu Aron yang benar-benar bisa membawa emosi kita keluar mengingat situasi Aron yang terjebak. Puncaknya adalah adegan ketika Aron memotong tangannya. Danny Boyle benar-benar berhasil menciptakan adegan ini dengan sangat baik dan dapat dilihat dengan jelas oleh penonton yang menyaksikannya.
Bagi Anda yang tidak kuat melihat darah, dianjurkan untuk tidak menyaksikan adegan ini. Karena Anda akan melihat sesuatu yang di luar dugaan yang akan dilakukan oleh Aron.
Jadi, jika Anda ingin menyaksikan film ini, jangan siapkan kantong untuk muntah, melainkan mental dan emosi Anda serta mungkin tissue atau sapu tangan.

Rating:
Cerita: 9/10
Akting: 8/10
Ending: 7/10
Overall: 8/10

Tidak ada komentar:

Oz: The Great and Powerful

Oz: The Great and Powerful